Prototype Sistem Pemadam Kebakaran Otomatis Menggunakan Karbon Dioksida Sebagai Bahan Pemadam


(Dedi Yahya dari Prodi D3 Teknik Kelistrikan Kapal)

Kapal merupakan bangunan laut yang memiliki sistem yang cukup kompleks dimana terdapat banyak sekali sistem yang digunakan didalamnya dan saling terhubung. Oleh karena itu, Keamanan dan keselamatan harus menjadi pertimbangann utama dalam pengoperasian perangkat pada kapal. Sistem kelistrikan pada kapal memiliki sistem yang kompleks, contohnya adalah sistem kelistrikan yang terdapat pada ECR (Engine Control Room). Namun, sistem fire alarm yang digunakan pada pada ruanga tersebut masih belum terintegrasikan dengan sistem pemadam karbon dioksida. Fire alarm tidak dapat langsung mengaktifkan sistem pemadam karbon dioksida. Setelah alarm berbunyi pemadam karbon dioksida harus terlebih dahulu diaktifkan secara manual oleh awak kapal dengan memutar katup di ruang penyimpanan karbon dioksida. Tugas akhir ini akan dibuat sebuah sistem pemadam kebakaran otomatis yang terintegrasi dengan sistem early warning, fire alarm, sistem keselamatan manusia dan sistem pemadam kebakaran. Alat ini bekerja dengan sistem early warning untuk mengidentifikasi kebocoran gas dan sistem fire alarm sebagai sistem pemicu alat pemadam. Sistem awal tersebut akan memicu aktifnya sensor PIR untuk medeteksi keberadan manusia Saat Sensor PIR sudah tidak mendeteksi manusia maka sistem ventilasi akan ditutup dan sistem pemadam karbon dioksida akan aktif. Gas karbon dioksida akan terus dilepaskan keruangan hingga sensor api sudah tidak mendeteksi adanya sumber api didalam ruangan. Sistem ventilasi akan aktif kembali saat sistem pemadam karbon dioksida sudah selesai melakukan pemadaman kebakaran. Selama Pemadaman, buzzer akan terus aktif hingga sistem kadar CO2 dibawah 600 ppm.

Sistem ini terdiri dari deteksi kebocoran gas, munculnya api hingga tindakan pemadaman kebakaran. Sistem tersebut berjalan dengan deteksi awal oleh sensor MQ-2 sebagai alat pendeteksi gas, Sistem tersebut juga dihubungkan dengan buzzer untuk memberikan bunyi singkat untuk memberi peringatan adanya gas mudah terbakar di udara.

Sistem deteksi kebocoran juga akan dilengkapi dengan sensor suhu agar dapat memberikan peringatan bahwa akan ada potensi kebakaran akibat kenaikan suhu diatas rata-rata suhu udara. Saat terdeteksi kenaikan suhu dari rata-rata suhu udara maka sistem akan memberikan membunyikan buzzer untuk kedua kalinya secara singkat sebagai peringatan ke dua.

Kemudian sensor api yang menjadi pendeteksi terjadinya kebakaran pada ruangan. Saat terdeteksi adanya api, sensor tersebut akan memicu aktifnya sensor PIR (Passive Infrared Receiver) dan munculnya notifikasi kebakaran pada LCD dan membunyikan buzzer untuk ketiga kalinya sampai proses pemadaman selesai. Sensor PIR yang aktif akan mendeteksi manusia yang ada dalam ruangan tersebut. Setelah sensor PIR sudah tidak mendeteksi adanya manusia dalam ruangan tersebut, maka sistem akan menutup sistem ventilasi dan membuka katup yang terhubung dengan tabung karbon dioksida. Valve akan terus terbuka sampai sesnor api tidak lagi mendeteksi adanya sumber api. Setelah solenoid valve karbon dioksida tertutup, sistem kan mengaktifkan kipas dan membuka jalur ventilasi udara untuk membuang gas karbon dioksida. Selama proses pemadaman buzzer akan terus aktif hingga sensor CO2 mendeteksi kadat as CO2 dibawah 600 ppm.

Rangkaian dari Prototype Sistem Pemadam Kebakaran Otomatis Menggunakan Karbon Dioksida Sebagai Bahan Pemadam


Hasil percobaan dari Prototype Sistem Pemadam Kebakaran Otomatis Menggunakan Karbon Dioksida Sebagai Bahan Pemadam